Hukum dan Kriminal

Rapat Redaksi Swara Kutim.com Bedah Rekaman KB

Rapat Redaksi Swara Kutim.com Bedah Rekaman KB ilustrasi

SANGATTA (18/12-2020)

Keberhasilan pasangan Ardiansyah Sulaiman dan Kasmidi Bulang (ASKB) di Pilkada Kutim yang meraup suara lebih besar dari 2 Paslon lainnya, tampaknya masih belum aman. Pasalnya sejumlah tudingan mengalir ke ASKB terutama kepada Kasmidi Bulang sebagai petahana.

Sejak tanda-tanda ASKB unggul dalam perolehan suara, berbagai isu muncul diantaranya melakukan mutasi pejabat meski hanya penunjukan Plt yang tidak  tergolong mutasi, kemudian KTP Ganda yang melibatkan pejabat Dukcapil, dan belakangan muncul rekaman suara Kasmidi Bulang yang dikesankan mempengaruhi seorang camat.

Dalam rekaman yang beredar di sejumlah grup what shap (WA)  terdengar suara pria yang disebut-sebut Kasmidi Bulang. Namun dalam rekeman berdurasi 1 menit 17 detik itu, Kasmidi sempat menerangkan kepada tamunya jika ingin menjadi camat harus kerja keras.

Pesan yang disampaikan Kasmidi, oleh  tim Redaksi Swara Kutim.com dianalisis dan dinilai masih wajar karena kapasitasnya sebagai Plt Bupati Kutim yang  mengingatkan masyarakat jika ingin menjadi camat tidak mudah yakni kerja keras dalam artian luas.

Redaksi Swara Kutim.com menilai ucapan perolehan sampai 1000 di Miau, persoalan lain. Namun jika dikaitkan dengan pembicaraan sebelumnya, jelas sekali kalau keinginan menjadi camat merupakan usulan masyarakat. “Jadi bukan Kasmidi bicara dengan seorang camat, kalau bicara dengan camat tidak mungkin ada kalimat kalau mau jadi camat harus kerja keras,” ungkap Ivan Pimpred Swara Kutim.com dihadapan wartawan Swara Kutim.com, Jumat (19/12).

Dalam percakapan dengan sejumlah orang itu, tim Redaksi Swara Kutim.com, Kasmidi tampak jelas menyatakan memberi uang sebesar Rp100 juta yang diantaranya Rp15 juta untuk operasional. Dari percakapan itu, Kasmidi mengingatkan untuk tidak mengaitkan dengan dirinya.  

Dalam rapat redaksi,  Swara Kutim.com menilai ada dua hal yang perlu dicari yakni apakah pemberian Kasmidi sebagai bupati kepada masyarakat atau Kasmidi sebagai calon wakil bupati kepada tim pemenangannya. “Semua itu, harus dibedah dan diteliti lebih dalam karena pemberian uang  yang  ada direkaman yang viral itu sama sekali tidak ada instruksi KB agar uang yang ada digunakan money politik, karenanya KB mewanti-wanti jangan sampai disalah artikan oleh masyarakat,” pesan pria yang sudah bergelut di dunia jurnalistik sejak tahun 1984 ini.

Sebagai kepala daerah, ungkapnya, KB tentu banyak warga kedatangan masyarakat yang datang meminta bantuan baik secara kedinasan maupun pribadi, kemudian  sebagai Paslon ia harus memperhatikan  tim dilapangan yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. “Sejak dahulu, bupati itu kerap kedatangan masyarakat yang meminta bantuan, nah hanya saja KB saat ini sedang menjadi calon wabup Kutim,” ungkapnya seraya mewanti-wanti kepada wartawannya untuk berhati-hati dalam menerima informasi.(sK02/03/05)


editor@ivan

Penulis Sejak 01 Nov 2020