Kutai Timur

Catatan Ke Turki (9) : Tak Ada Pagar di Sultan Ahmet, Meski Obyek Bersejarah

Catatan Ke Turki (9) : Tak Ada Pagar di Sultan Ahmet, Meski Obyek Bersejarah Salah satu bagian dari Benteng Istana Sultan di Sultan Ahmet Istanbul

BERKUNJUNG ke Istanbul, tak lengkap jika tidak berkunjung ke kawasan Sultan Ahmet, kawasan ini dikenal dengan sebutan Kota Tua atau Old City. Ini tiada lain karena bangunan bersejarahnya yang berdiri kokoh di antara ribuan bangunan baru lainnya.

               Wilayah Sultan Ahmet sendiri berada di bukit, sehingga terlihat jelas Selat selat Bosphorus yang biru dan banyak kapal hilir mudik. Saya menyebut kawasan Sultan Ahmet ini, jantungnya Istanbul karena pada suatu waktu warga yang datang dalam jumlah ribuan orang, ini tiada lain karena terdapat menjadi landmark  Istanbul yakni  Masjid Sultanahmet atau Masjid Biru), Haghia Sophia, Yerebaten Cistern, serta Istana Topkapi.

               Catatan sejarah, kawasan yang ada bentengnya ini, merupakan ibukota pemerintahan Romawi Timur hingga Kesultanan Ottoman Turki pada tahun  1453. “Tujuan ke Istanbul terutama Turki yakni melihat langsung bangunan-bangunan tua yang ada di Sultan Ahmet, jika tidak ke sini kurang lengkap,” kata Suparman (45) warga Tegal yang sudah 2 tahun bekerja di Istanbul.

               Ketika berada di Sultan Ahmet dan mengamati benteng yang ada, wajar kawasan ini menjadi pusat pemerintahan karena sebelah timur  bisa melihat Laut Marmara, sebelah utaranya adalah selat Bosphorus, selain itu bisa melihat Istanbul  bagian Asia. “Kita bisa membayangkan dulunya kawasan ini, bisa melihat   ke segala penjuru. Tak heran, Raja Constantine XI waktu itu bersikukuh tidak mau menyerahkan Istanbul yang saat itu bernama Constantinopel kepada Turki, walaupun posisinya sudah terjepit karena dikepung pasukan Turki dari arah Barat dan Timur. Kita masih bisa menyaksikan benteng-benteng peninggalan Romawi yang berada di sepanjang pantai yang kni berdiri kokoh hingga saat ini,” ungkap Suparman ketika kami sama-sama satu kereta dalam perjalanan menelusuri Kota Istanbul.

               Tak heran kawasan Sultanahmet, kebersihannya terjaga, PKL ditata serapi mungkin, lokasinya harus bebas dari pedagang asongan. CCTV bertebaran di mana-mana, namun aparat yang berjaga tampak ramah-ramah meski selalu siaga dengan senjata api dan anjing berbadan besar.

               Kalau kita bandingkan dengan Istana Merdeka, Istana Negara dan Istana Presiden di Bogor atau tempat – tempat penting lainnya di Indonesia, pusat wisata Istanbul ini tak ada sama sekali pagar mengelilingi namun semua keamanan terjamin. “Luar biasa, aman dan nyaman sekali tempat ini,” kata saya meski harus menahan dinginya udara Istanbul ketika kali pertama menelusuri kawasan Sultan Ahmet, Sabtu (27/2) lalu.(Bersambung/syafranuddin)

 

editor@ivan

Penulis Sejak 01 Nov 2020