SANGATTA (6/4-2022)
Kasus dugaan tindak pidana korupsi (Tipikor) dalam
pengadaan PLTS di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Kutai Timur (Kutim) tahun 2020, masih stagnan. “Belum ada progress lanjutannya
karena belum hasil audit BPK-RI,” terang
Kajari Kutim Henriyadi W Putro.
Dalam keterangannya, Selasa (5/4), diungkapkan saat
ini tim penyidik Kejari sedang menanti hasil audit BPK – RI untuk melanjutkan
kasus yang sedang ditunggu warga Kutim. ““Kalau masyarakat menunggu progres, wajar. Karena Kejari Kutim juga masih tunggu, kapan hasil audit itu
keluar,” sebut Henriyadi.
Bersama Kasi Pidana Khusus (Pidsus) I Made Wasita
Triantara, diungkapkan dari proyek tahun 2020 ini diduga ada kerugian antara
Rp52 Miliar hingga Rp53 Miliar. “Info awalnya ada kerugian lebih dari lima
puluh dua miliar rupiah, namun belum ada surat resminya diterima Kejari Kutim,”
timpal I Made Wasita seraya menambahkan
audit dilakukan akhir tahun 2021 lalu.
Karena belum ada perkembangan, lanjut Wasita, tim
Kejari melanjutkan pendalaman terhadap laporan masyarakat terkait dugaan penyimpangan
DD di Desa Kelinjau Ilir Kecamatan Muara Ancalong.
Sebelumnya, Kajari Henriyadi W Putro menerangkan di
kasus PLTS Pemkab Kutim, BPK menemukan kerugian negara sekitar Rp52 miliar lebih. Angka ini, lebih besar dari audit pertama yang memperkirakan adanya kerugian negara
Rp39 miliar lebih dari proyek hampir Rp100 M ini.
Informasinya, ujar Kajari
Henriyadi, perbedaan terjadi karena setelah
dilakukan penyidikan ditemukan banyak hal yang menjadi pembeda antara audit pertama dan
yang terakhir. “Pada audit BPK terakhir,
BPK melakukan peninjauan dimana lokasi pemasangannya sehingga menemukan banyak masalah,” bebernya.
Kajari Henriyadi tak membantah, dalam proses
penyidikan akan diketahui penyebab masalah serta siapa saia yang harus
bertanggjawab termasuk ditetapkan sebagai tersangka. “Mereka yang bertanggunjawab terhadap kerugian
negara itu akan dimintai pertanggujawaban secara hukum termasuk untuk diminta
memulihkan kerugian negara baik adanya penyitaan harta benda atau kewajiban
membayar kepada negara,” tandasnya.
Dugaan penyimpangan pada kasus
pengadaan PLTS tahun 2020 ini disebut-sebut
terungkap setelah KPK melakukan OTT terhadap sejumlah pejabat Pemkab Kutim
diantaranya Ismunandar dan EC UR Firgasih – Ketua DPRD, kemudian Suriansyah – Kepala BPKAD, Mustafa –
Kepala Bappenda dan Aswan – Kepala Dinas PU.(SK06)
Berita Lainnya
2 Pelajar kutim Raih Perunggu KSN 2020
SANGATTA (8/11)Nama Kutim kembali bersinar se Indonesia, kali ini lewat Magdalena Ariadne Sinaga yan ....
ASKB Dilantik Bersama Kepala Daerah Lainnya, Pemprov Jadwalkan Tanggal 17 Februari 2021
SAMARINDA (13/12-2020) Pelantikan Bupati da Wakil Bupati atau Walikota danWakil Walikota hasil Pilka ....
- editor@ivan
- 13 Des 2020
- 3934
Isran Akan Bersilahturahmi Dengan Dubes RI di London
SAMARINDA (7/11-2021) Setelah mengikuti pertemuan dengan sejumlah pihak gunamenyampaikan upaya yang ....
- editor@ivan
- 08 Nov 2021
- 403
JK Juru Bicara Taliban? : Oleh Uce Prasetyo
KAGET, Tanda tanya besar. Ketika JK di wawancarai live oleh TV One. Topiknya tentang Taliban. Tentan ....
- editor@ivan
- 21 Agu 2021
- 551
Pegawai Dispora Dibegal di Jalan Soekarno Hatta Sangatta Utara
SANGATTA (20/4-2021)nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp;nbsp; Seorangwa ....
- editor@ivan
- 20 Apr 2022
- 388