Kutai Timur

Wawan Setiawan : Kolam Penampungan Air di KPC,  Masih Aman dan Tidak Jebol Selama Banjir

Wawan Setiawan :  Kolam Penampungan Air di KPC,  Masih Aman dan Tidak Jebol Selama Banjir AMAN : Kondisi kolam tambang Pit J saat banjir terjadi pada tanggal 18-20 Maret 2022, tampak normal dan jernih.(Foto Humas PT KPC)

 

 

SANGATTA (24/3-2022)

Banjir di Kecamatan  Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, berimbas negatif  ke PT Kaltim Prima Coal (KPC). Pasalnya di tengah sejumlah warga harus berjuang melawan banjir, berhembus kabar kurang sedap terhadap perusahaan tambang batubara terbesar di Asia ini yakni KPC sebagai penyebab banjir karena PT KPC membuka tanggul tambangnya.

Menanggapi isu miring ini, PT Kaltim Prima Coal melalui Wawan Setiawan - GM External Affairs and Sustainable Development, dalam relisnya, Kamis (24/3)  menerangkan  pengelolaan air tambang masih sesuai aturan yang dipersyaratkan, baik baku mutu kualitas air maupun debit air keluaran menuju sungai sebagai badan penerima.

Berdasarkan pengecekan  Tim Dinas LH Kutai Timur dengan cara  mengambil  sampel di penaatan kolam tambang  untuk dilakukan uji laboratorium. Selain itu,  jelasnya, debit air yang dialirkan ke Sungai Sangatta, masih di bawah standar. Wawan menambahkan, pada Kolam PSS Bendili debit maksimal yang boleh keluar adalah 10,56 m2perdetik, namun pada saat banjir tanggal 19-20 Maret 2022, debit yang keluar hanya 5,05 m2perdetik. Sementara pada Kolam J Void, debit yang keluar sebanyak 6,12 m2 perdetik dari 15,6 m2 perdetik yang diperbolehkan.

Catchment area tambang KPC  hanya menyumbang 6,06 persen dari total luas DAS Sangatta, sehingga kontribusi untuk pembentukan volume air dari wilayah terganggu KPC ke sungai Sangatta tergolong kecil,” terang Wawan.

Diungkapkan, seluruh area tangkapan air di KPC tertampung di kolam-kolam pengendap berizin dan dilakukan treatment kualitas dan kuantitas airnya.

Iapun menambahkan, di  DAS Sangatta, ada tujuh kolam yang seluruh baku mutu, kualitas air dan debitnya memenuhi baku mutu ijin kolam yaitu  Kolam Marsawa, Cempaka, PSS, Melawai 2, WQ27D, WQ27F, WQ33. “Fungsi semua kolam  normal dan saat banjir  lalu tidak ada yang jebol bangunan airnya seperti issue yang berkembang di media sosial karena ini bisa dilihat dari kondisi tanah sekitar kolam,” bebernya.

KPC, ujar Wawan, melakukan pendataan pada saat hujan antara tanggakl 18 – 20 Maret 2022 lalu. Data KPC, selaras dengan data BMKG dimana  curah hujan mencapai 167 mm perhari dengan air, disisi lain saat bulan purnama terjadi air pasang lebih dari 2,5 meter akibatnya air dari Sungai Sangatta tidak bisa mengalir ke laut sehingga terjadi genangan atau banjir akibat meluapnya Sungai Sangatta.

Pantauan kami di outlet PSS Bendili, justru air dari arah sungai Sangatta masuk ke sungai Bendili dan tertahan lama tidak mengalir keluar sehingga volume lebih besar dari biasanya,” sebut pria penggemar fotografer ini.

Terhadap  luas area bukaan KPC yang ramai disebut pemicu banjir, dibantahnya dengan menyajikan data-data. “Seluruh air hujan yang jatuh ke area terbuka KPC  ditampung di kolam-kolam pengendap dan dikontrol baik kualitas maupun kuantitas airnya. Selain melakukan pengelolaan air tambang, KPC juga melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif,” ungkapnya seraya menambahkan dari   32,542 hektar lahan yang ditambang sebanyak 13,267 hektar telah direklamasi kembali. (SK05)

 

editor@ivan

Penulis Sejak 01 Nov 2020