Kutai Timur

Catatan ke Turki (7): Cat Biru Masjid Sultan Ahmed Dihapus

Catatan ke Turki (7): Cat Biru Masjid Sultan Ahmed Dihapus Kegiatan usai shalat di Masjid Sultan Ahmed

BERADA di kawasan Sultan Ahmed, tak elok jika tak berkunjung ke Masjid Sultan Ahmed. Masjid yang berdiri mefgah di jantung kota Istanbul ini, kini sedang dalam renovasi sehingga wisatawan hanya bisa mengunjungi beberapa lokasi saja namun tetap bisa melaksanakan ibadah shalat.

Masjid Sultan Ahmed  dikenal dengan juga dengan nama Masjid Biru karena pada masa lalu interiornya berwarna biru yang dibangun antara tahun 1609 dan 1616 atas perintah Sultan Ahmed I. Selain mengunujungi Masjid Sultan Ahmed, ummat Uslam juga  bisa berziarah ke makam Sultan Ahmed  karena makamnya  satu areal dengan masjid.

Berdasarkan data, Masjid Sultan Ahmed dan Hagia Sohia dibangun di kawasan  tertua di Istanbul tepatnya sebelum 1453. Kawasan yang berada di bukt ini, merupakan pusat Konstantinopel yakni  ibu kota Kekaisaran Bizantium. Posisinuya berdekatan situs kuno Hippodrome. Dari Masjid Sultan Ahmed, tampak laut dan Pantai Bosporus.

Menurut petugas masjid, awalnya Masjid Sultan Ahmed dikenal dengan Masjid Biru karena warna cat interiornya didominasi warna biru. Namun  cat biru tersebut bukan  bagian dari dekor asli masjid, sehingga  dihilangkan.

               Dijelaskan, Sedefhar Mehmet Aga,sebagai arsitek Masjid Sultan Ahmed, diberitahu tidak perlu berhemat biaya pembangunannya. Karenanya struktur dasarnya  hampir berbentuk kubus, berukuran 53 kali 51 meter sama dengan masjid lain di Turki.

Namanya masjid, pembangunannya dan tempat shalatnya mengarah ke Makkah, sehingga setiap ummat Islam yang akan melaksanakan shalat tidak repot-repot mencari arah kiblat. Pengurus masjid juga menyiapkan tempat wudhu, sementara didalam terhampar karpet yang super lembut sehingga nyaman di kaki. (bersambung/syafranuddin)

editor@ivan

Penulis Sejak 01 Nov 2020