AA Kembali Tersandung Kasus Tanah : Jaksa Anggap Ia Bertanggungjawab
- editor@ivan
- 19 Nov 2020
- 550

SAMARINDA (19/11)
Mantan Kepala Dinas PLTR Kutim, AA, Rabu (18/11) kemarin, kembali duduk di kursi persakitan Pengadilan Negeri (PN) Tipikor Samarinda. Pria yang sudah pensiun ini, didakwa telah melakukan tindakan pidana korupsi yang menyebabkan Pemkab Kutim mengalami kerguian Rp25 M.
AA yang kini sedang menjalani masa hukuman terkait kasus pembebasan lahan pelabuhan laut di Kenyamukan Sangatta Utara, diuraikan Zaenurofiq – JPU Kejati Kaltim saat sebagai Pengguna Anggaran (PA) pada tahun 2012 di Dinas Pengendalian Lahan dan Tata Ruang Kabupaten Kutim tidak cermat sehingga terjadi kerugian negara.
AA, didakwa melakukan, turut serta melakukan, secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Dalam sidang yang diketuai Abdul Rahman Karim dengan Hakim Anggota Parmatoni dan Arwin Kusmanta, AA didakwa melanggar Pasal 2 Ayat 1 Junto Pasal 18 Undang-Undang (UU) Nomor 31 tahun 1999 yang telah diubah dan ditambah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Junto Pasal 55 Ayat 1 Ke-1 KUHP.
Sedangkan dalam dakwaan subsidair didakwa melanggar Pasal 3 Junto Pasal 18 UU RI Nomor 31 Tahun 1999, Junto UU RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UU RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Junto Pasal 55 Ayat 1 Ke-1 KUHP.
Diungkapkan, AA telah menandatangani dan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum tahun 2010 dan 2012, Dana pembebasan lahan ini, dibayarkan kepada Abdul Haris, Hindi, Husain, Erniwati, Amir, Asri Unta, Muchlis Bahar, Munsi Jabir, Anwar Jhen, dan Abdul Samsir, berjumlah Rp7,9 M.
Dalam perhutingan BPK, seharusnya yang dibayarkan hanay Rp3,9 M sehingga ada kerugian negara Rp4 M lebih. Kasus dengan Nomor Perkara 36/Pid.Sus-TPK/2020/PN Smr, menurut Zaenurifiq berlanjut pekan depan dengan agenda mendengarkan keterangan saksi. “Terdakwa tidak keberatan dengan dakwaan,†terang Zaenurofiq.
Sebelumnya, Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kaltim, menyebutkan ada kerugian negara sebesar Rp25 M. Dalam penyelidikan dan penyidikan, ada 28 saksi yang diperiksa. Diuraikan, tanah yang digunakan untuk sirkuit motor merupakan tanah negara sehingga dinilai pembayaran tidak benar tidak ada dasarnya sehingga terjadi kerugian negara.(07)
Berita Lainnya

Isran : Audit BPK, Memicu Perbaikan Kinerja Pemprov
SAMARINDA (18/1-2021)Kinerja auditror BPK Perwakilan Kaltim diapresiasi Gubernur Isran Noor, bahkan ....
- editor@ivan
- 18 Jan 2021
- 663

Membedah Dakwaan Kasus Gratifikasi Pejabat Kutim (5) : Di Diknas, DA Mendapat Paket Proyek Senilai Rp72,9 M
PENGATURAN PENGGUNAANnbsp; APBD Kutimnbsp;nbsp;yang dikabarkan sakit karena banyaknya utang yang har ....
- editor@ivan
- 27 Nov 2020
- 749

RSI Segera Beroperasi Lagi
SAMARINDA- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim terus mendukung Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda, k ....
- editor@ivan
- 09 Feb 2021
- 482

Bupati Kutim Juga Harapkan CSR KPC Naik
SANGATTA (7/7-2021)Harapan dana CSR PT KPC dinaikan direspon Bupati Kutim Ardiansyah Sulaiman, pasal ....
- editor@ivan
- 07 Jul 2021
- 501

Ribuan Hewan Qurban di Samarinda Sehat, Dinas PKH Kaltim Bantu Petugas
SAMARINDA (11/7-2021)Menjelang Hari Raya Idul Adha 1442 H dimana ummat Islam yang mampu akan melaksa ....
- editor@ivan
- 11 Jul 2021
- 628