Nasional

60 Ribu Jamaah Haji Menuju Arafah, Diantaranya 327 Orang Dari Indonesia

60 Ribu Jamaah Haji Menuju Arafah, Diantaranya 327 Orang Dari Indonesia Muhammad Sofi AW salah seorang WNI yang kini bermukim di Makkah dengan menggunakan ihram sudah bersiap-siap menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf, Senin besok.

SANGATTA (18/7-2021)

Menjelang wukuf di Arafah, Senin (19/7) besok, 60 ribu Calon Jamaah Haji (CJH) Tahun 2021, Ahad (18/7) mulai berkumpul di sejumlah kantor travel atau penyelenggaran ibadah haji. Mereka sekitar pukul 09.00 Waktu Arab Saudi atau pukul 15.00 Wita diantar ke Mina untuk bermalam menanti waktu Arafah yang dilaksanakan setelah shalat zuhur.

Kontibutor Swara Kutim.com di Makkah, Abdurahman dan Fahad menerangkan dari 60 ribu jamaah yang mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji di tahun kedua pandemic Covid 19 ini terdapat 327 orang warga negara Indonesia. “WNI yang berkesempatan naik haji tahun ini selama ini sudah tinggal di Arab Saudi terutama di Makkah, Madinah dan Jedah,” terang Abdurahman.

Semua jamaah haji yang akan masuk Arafah, disebutkan semuanya sudah mengenakan ihram. Memang suasana pemberangkatannya tidak sama di Indonesia, karena jamaah haji nantinya akan melaksanakan rangkaian  ibadah haji selama  5 hari. 

Meski demikian setiap calon jamaah haji harus melalui seleksi dan membayar biaya  haji setara dengan jamaah haji asal Indonesia. “Ada tiga tariff terbesar lebih enam puluh juta rupiah,” terang Fahad.

Sementara itu, Muhammad Sofi AW  yang mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji menerangkan pengaturan jamaah haji benar-benar menerapkan Prokes Covid 19. Dalam vlognya Muhammad Sofi AW, menyebutkan setiap bus yang biasanya diisi 50 orang kini  hanya diisi 20 orang.

Dari vlog Muhamamd Sofi AW tergambar jelas situasi Kota Makkah menjelang pemberangkatan jamaah haji tahun 2021. Sofi sendiri sempat bertemu dengan sejumlah WNI lainnya antara lain Fatria asal NTT yang tahun 2019 bertugas di Arab Saudi sebagai guru.

Sekedar diketahui, Arafah merupakan kawasan penting bagi jamaah haji. Bagi jamaah haji yang tidak ke Arafah, tidak sah ibadah hajinya. Pada 9 Zulhijah, semua jamaah wajib melakukan wukuf  yang merupakan hari  istimewa karena   Allah SWT membanggakan hamba-Nya yang berkumpul di Arafah kepada para malaikat.

Karenanya jamaah haji yang sedang sakit, akan dibawa ke Arafah untuk melakukan safari wukuf meski hanya beberapa menit. Tak  heran, di musim haji kawasan Arafah dipadati sekitar 3 juta jamaah yang mengenakan ihram,apapun suku bangsanya. Tak heran Arafah yang sudah mulai hijau seperti ketika waktu wukuf  seperti permadani warna putih terhampar luas.

Selama wukuf, jamaah   memperbanyak ibadah baik shalat, membaca Al-Quran, zikir  dan berdoa hingga waktu maghrib. Banyak keistimewaan wukuf, karena  itu penting bagi jamaah haji untuk berada di tempat yang berada 25 Km dari Makkah ini. “Wukuf tidak bisa diwakilkan, karenanya yang sakit harus dibawa sementara melontar jamarat bisa diwakil,” Haji Rusdi dari Kementrian Agama Kutim.

  Sementara ummat Islam yang  tidak melaksanakan haji, terangnya, pada saat hari Arafah disunnahkan untuk melaksanakan Puasa Arafah saat tanggal 9 Zulhijah. Dalam sabda Nabi Muhammad SAW menyatakan puasa hari Arafah itu menghapus dosa 2 tahun yaitu 1 tahun yang lalu dan 1 tahun yang akan datang.(SK01/SK03)


editor@ivan

Penulis Sejak 01 Nov 2020