JAKARTA (15/3-2021)
Kasus gratifikasi yang diperbuat sejumlah oknum pejabat Pemkab Kutim hingga terjaring OTT KPK, tampaknya menjadi pelajaran. Pasalnya, dalam kasus suap menyuap ini, hukuman penerima suap tak sedikitpun turun terbukti setelah Ismunandar, Encek UR Firgasih dan Aswandini Eka Tirta dihukum sama dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU), giliran dua bersaudara yakni Musyaffa dan Suryansyah dihukum sama.
Dalam persidangan terakhir, Musyaffa – Kepala Bappenda Kutim dan Suryansyah – Kepala BPKAD, sama – sama dihukum selama 5 tahun penjara ditambah dengan denda Rp250 juta subsidier 4 bulan.
Terhadap Musyaffa, majelis hakim PN Tipikor Samarinda menambah hukumannya berupa uang penggati sebesar Rp780 juta yang wajib dibayarkan dalam waktu 1 bulan setelah ada putusan berkekuatan hukum tetap jika tidak diganti dengan hukuman tambahan selama 1 tahun penjara , sementara bagi Suriansyah Sur juga dihukum wajib menggembalikan uang pengganti sebesar Rp1 M subsidier 1 tahun penjara.
Dihadapan Musyaffa dan Suriansyah yang hadir melalui virtual, serta tim JPU KPK yang terdiri Ali Fikri, Ariawan Agustiartono, Zainal Abidin, Siswhandono, Nur Haris Arhadi, Riniyanti Karnasih, Yoga Pratomo dan Yoyok Fiter Haitu Fewu, sesuai permintaan penasihat hukum Musyaffa dan Suriansyah agar tak semua materi dibacakan terkecuali bagi penting, majelis hakim Pengadilan Tipikor Samarinda diketuai Joni Kondolele, mengungkapkan sepak terjang Musyaffa dan Suriansyah dalam mencari sumber dana untuk diberikan kepada Ismunandar dan Encek UR Firgasih.
Hal yang memberatkan Suriasnyah dan Musyaffa, keduanya sebagai ASN bahkan Pejabat Pemkab Kutim mengetahui sebagai ASN dilarang menerima pemberian hadiah atau uang. Jika tetap menerima wajib melaporkan ke KPK sesuai UU KPK. Namun, kenyataanya, ungkap majelis hakim, terdakwa Musyaffa dan Suriansyah tetap menerima fee proyek dari sejumlah kontraktor diantaranya dari Deky Aryanto sebagai Direktur CV Nulaza Karya, Aditya Maharani Yuono- Direktur PT Turangga Triditya Perkasa dan Sernita alias Sarah - Direktur CV Anugerah Eva Sejahtera.
Sejumlah uang yang diterima dua bersaudara ini, selain diserahkan ke Ismunandar dan Encek UR Firgasih, juga untuk keperluan pribadi. Uang yang diterima keduanya inilah yang menjadi hukuman tambahan yang wajib diserahkan ke negara.
Diungkapkan, pada APBD Kutim 2020 terdapat anggaran sebesar Rp 250 miliar yang bisa diambil feenya sebesar 10 persen. Informasi ini, disampaikan Panji Asmara dan Musyaffa kepada Ismunandar setelah itu Ismunandar memerintahkan Sekda Irawansyah dan Edward Azran – Kepala Bappeda Kutim untuk tidak mengotak-atik.
Dari alokasi Rp250 M itu, Deky Arianto mendapat 411 paker proyek di Dinas Pendidikan Kutim, sebesar Rp12,5 M. Kemudian Aditya Maharani Yuono sebesar Rp6 miliar lebih, sedangkan Serita mendapat 30 paket senilai Rp 3 miliar pada BPKAD Kutim serta 15 paket PL senilai Rp 3 miliar di Bagian Umum Sekretariat Kutai Timur, dengan perjanjian fee sebesar Rp900 juta.
“Sebagai pejabat pemerintah Musyaffa dan Suriansyah mendapat uang dari Aditya, padahal diketahui pemberian tersebut tidak tergolong gratifikasi yang harus dilaporkan ke KPK sesuai UU Tipikor, namun kenyataannya tidak bahkan uang pemberian Aditya dinikmati sendiri oleh terdakwa,” ungkap majelis hakim.(sK12/08)
Berita Lainnya
Logistik Pilkada Mulai Dikirim ke PPK, Dikawal Anggota Polres Kutim
SANGATTA (5/12-2020)Logistik Pilkada Kutim tahun 2020, Sabtu (5/12) dikirim ke semua PPK terutama PP ....
- editor@ivan
- 05 Des 2020
- 500
Posko Memerlukan Alat Masak dan Sukarelawan Banyak
SANGATTA (21/3-2022)Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Timur nbsp;(Kutim) tak mengira, banjir yang ....
- editor@ivan
- 21 Mar 2022
- 286
Ardiasnyah : Ayo Jaga dan Pelihara Apa Yang Sudah Dibangun
MUARA ANCALONG (16/3-2021)Kecamatan Muara Ancalong yang dikenal sebagai kecamatan tertua di Kaltim, ....
- editor@ivan
- 16 Mar 2021
- 346
Mendadak, Pegawai PN Sangatta Jalani Tes Urin
SANGATTA (9/11)Rawan dengan penyalahgunaan Narkoba, terlebih Pengadilan Negeri (PN) Sangatta yang ke ....
- editor@ivan
- 09 Nov 2020
- 453