Ekonomi dan Keuangan

Petani Sawit Berharap Kasus Tahun 2018 Tak Terulang

Petani Sawit Berharap Kasus Tahun 2018 Tak Terulang Akibat TBS anjlok, petani memilih membakar TBS ketimbang di jual dengan harga menyesakan dada yakni hanya Rp200 perkilogram(Foto Ist)

SANGATTA (24/4-2022)

                Dihentikannya eskpor Minyak Goreng (Migor) serta CPO oleh Presiden Jokowi, dikhawatirkan petani kelapa sawit yang selama setahun terakhir kembali menikmati agar yang membahagiakan yakni rata-rata di atas Rp 3 ribu per kilogram.

                Dinas Perkebunan Kaltim, merilis tim penetapan harga Tandan Buah Segar (TBS) Sawit pada  bulan April  2022 untuk perhitungan harga TBS pada periode April 2022 harga TBS di atas usia  10 tahun sebesar Rp3.452,16 perkilogram atau naik Rp 231,27 dari harga bulan Maret. “Kalau bisa nggak turun lagi seperti beberapa tahun lalu, kami yang tak bermitra dengan perusahaan bisa hancur lagi jangan-jangan nanti TBS kami bakar saja karena tidak ada harganya,” ungkap Ramli dan  sejumlah petani  sawit di Teluk Pandan.

                Kepada Swara Kutim.com disebutkan akibat anjloknya harga TBS beberapa tahun lalu, petani sawit rugi besar. “Bagaimana mau untuk kalau harganya cuman Rp400 per kilogram, sementara biaya operasional termasuk beli pupuk besar,” ungkapnya.        

                Sebagai petani, ujar Ramli mereka wajar khawatir karena untuk menjual TBS ke perusahaan akan terhambat karena perusahaan umumnya akan mengutamakan kebun sendiri. “Nggak mungkin perusahaan  itu mau beli TBS kami, karena mereka lebih utamakan hasil kebun sendiri untuk diolah menjadi CPO seperti yang  terjadi tahun 2018. Akibatnya harga TBS kami dihargai antara Rp200 hingga Rp400 per kilogram,” beber Ramli yang mengaku menggarap perkebunan kelapa sawit sejak 10 tahun silam.

                Terhadap keputusan Presiden yang menghentikan total ekspor Migor dan CPO, Ramli dan puluhan petani berharap tidak terjadi penurunan harga TBS seperti tahun 2018 lau. “Jka sampai terjadi, ini THR Tahun 2022 paling pahit,” ungkapnya seraya mengumpulkan buah sawit yang berhamburan di tepi jalan Sangatta – Bontang.(SK06)

editor@ivan

Penulis Sejak 01 Nov 2020